Social Icons

Minggu, 13 Oktober 2019

KESENIAN BRAI KOLABORASI BUDAYA DAN RELIGIUS



Brai adalah suatu jenis kesenian di daerah pesisir Pantai Utara Jawa Indramayu Cirebon, Jawa Barat, bentuknya hampir mirip sejenis sholawatan atau terbangan yang terdapat pada masyarakat Muslim di banyak daerah di Nusantara. Bentuknya berupa nyanyian, tarian, solo dan koor, berganti-ganti atau berbarengan, dengan syair-syair keagamaan, dalam bahasa Arab (seperti Al Barzanji) ataupun dalam bahasa setempat--dalam kasus brai adalah bahasa Jawa Indramayu Cirebon. Frasa-frasa syairnya yang paling dominan adalah kalimat tauhid dan sholawat, yang berkenaan dengan ketuhanan atau keimanan, seperti "La illaha ilallah" dan Allohuma Sholi Ala Muhammad", serta "Astaghfilullohaladzim" #kesenian_brai #ethnic_music_javanese #SeniBudayaPantura Seni tradisional Brai merupakan salah satu kesenian di daerah Jawa Pesisir pantura Indramayu dan Cirebon Jawa Barat. Kesenian ini sejenis sholawatan atau terbangan yang terdapat pada masyarakat Muslim di banyak daerah di Nusantara. Seni tradisional Brai berkembang sejak zaman Wali Sanga di pulau Jawa. Kesenian tersebut sampai sekarang masih dipertahankan turun temurun oleh ahli warisnya dan para pencintanya. Kesenian Brai yang dahulu diciptakan para walidi pulau Jawa bertujuan memberikan pendidikan dan mengajak masyarakat agarmengenal dan mengerjakan syariat-syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Kesenian ini menjadi media dzikir untukmengasah hati dan jiwa masyarakat Pantura agar lebih lembut. Seni Brai. Sejenis musik untuk membangkitkan gairah kecintaan kepada Allah Yang MahaRahman dan Rahiem. Tembang-tembang cinta dilantunkan mulai dari nada yang pelan syahdu sampai ke nada menghentak penuh semangat. Diiring tabuhan Trebang dantepukan tangan yang ritmis melahirkan irama musik yang dinamis dan mistis, melarutkan hati dalam dzikir melalui pelafalan kalimatut thoyyibah sebagai syairnya. Brai diiringi oleh rebana besar, yang juga disebut brai. Atas dasar itu, ada yang mengatakan bahwa nama "brai" diambil dari nama suara (anomatopoik) rebana besar tersebut, yang berbunyi "ber..." atau "bray..." Selain rebana, dalam brai juga terdapat sebuah gendang besar (kendang gede) yang sama bentuk dan ukurannya dengan gendang besar yang biasa dipakai dalam gamelan Cirebon. Karena itu, brai merupakan suatu contoh musik yang merupakan perpaduan kental antara musik (budaya) Islam dengan budaya setempat. Dari lagunya, tidak terdengar sebagai musik Timur-Tengah, atau yang biasa disebut dengan nada gurun pasir., melainkan lebih pada nada-nada setempat, slendro dan pelog. Dan demikian pula iramanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates